Kompetisi merupakan kalimat yang sederhana tetapi mempunya makna yang cukup luas, karena kompetisi adalah usaha manusia untuk meraih apa yang menjadi tujuan dan target pencapaianya. Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhamad SAW, pertama kali dilahirkan di Jazirah Arab. Islam datang dengan berbagai aturan dan pembiasaan (syariat) yang diikuti oleh pedoman hidup yaitu kitab suci. Kitab suci umat islam adalah al-qur’an yang didalamnya terkandung berbagai macam ajaran dari ketauhidan, iman, akhlak, sosial, budaya, politik dan lain sebagainya, tidak terkecuali al-qur’an mengisyaratkan agar kita “fastabiqul khoiroot” (berkompetisi dalam kebaikan).

Pendidikan merupakan usaha sadar manusia untuk merubah dari yang tidak baik menjadi baik, karena itu pendidikan merupakan elemen penting dalam kehidupan, apalagi di era digitalisasi seperti sekarang ini pendidikan unsur kebutuhan bagi setiap manusia di belahan dunia. Islam adalah sebuah agama yang menawarkan kepada pemeluknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan memahaminya, karena dengan manusia memahami ilmu pengetahuan maka manusia akan semakin yakin bahwa semua ini adalah ciptaan sang maha pemilik ilmu.

Nabi Muhamad SAW, adalah sosok manusia yang sempurna, walaupun sebagai manusia yang ditakdirkan tidak bisa menulis dan membaca (umii) bukan berarti Nabi Muhamad SAW tidak mengerti ilmu pengetahuan, karena Allah SWT menganugrahkan kepada utusan-Nya segala bentuk pengetahuan baik dalam bidang agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, strategi perang dan lain sebagainya semua dimiliki oleh Nabi Muhamad SAW.

Rasulullah SAW bersabda : “Perumpamana antara aku dan para Nabi dan Rasul sebelumku adalah seperti sebuah bangunan rumah, mereka memperindah bangunan tersebut, tetapi ada dindingnya yang kehilangan sebuah batu bata. Maka saat manusia memasukinya mereka berkata, ‘Alangkah megah dan indah jikalau batu bata pada bangunan ini lengkap. ‘Akulah batu bata (pelengkap) itu, dan aku jugalah penutup para Nabi dan Rasul Allah SWT.

Urutan pembangunnya adalah; Nabi Adam a.s, membangun batu bata taubat, Nabi Nuh a.s, Membangun bata kontinuitas dalam berakidah, Nabi Hud a.s. Membangun bata ekonomi, Nabi Ibrahin as. Membangun bata ketaatan, Nabi Luth a.s membangun bata hubungan seksual yang benar, Nabi Yusuf a.s, membangun bata kesucian dan kehormatan diri, Nabi Musa a.s, membangun bata sikap lemah lembut terhadap orang-orang yang keji, Nabi Daud a.s, membangun bata hukum yang adil, Nabi Sulaiman a.s, membangun bata cara berperang dan hidup masyarakat yang madani, Nabi Is a.s, membangun sikap toleransi dan berbuat baik, sedangkan Nabi Muhamad SAW memanfaatkan dan menyempurnakan bangunan ini.

Olimpiade science adalah ajang kompetisi yang sangat bergengsi baik secara personal maupun kolektif, karena setiap orang yang mengikutinya akan merasa terpacu untuk mengukur dalam segi kognisi dalam mengetahui ilmu pengetahuan. Olimpiade Science bukanlah satu-satunya ukuran bagi manusia untuk mengukur tingkat kecerdasan, karena kecerdasan akan diukur dengan bagaimana cara seseorang tersebut mendekatkan kepada sang pemecah masalah Allah SWT, juga mampu mengatasi dengan mencari solusi dalam menghadapi sebuah masalah tanpa masalah baru. Orang-orang tinggal dibenua biru, sebagain besar mendewakan akal pikirannya, sehingga tidak jarang penduduk benua biru mereka selalu meng-elu-elukan akal pikiran, padahal orang yang pandai dan cerdas adalah orang yang mencurigai akal pikiranya, karena akal pikiran manusia tidak sempurna. Menurut ilmu kognitif komteporer, menjadi pintar bukan soal banyaknya informasi yang kita ketahui. Berbeda dari pandangan awam, menumpuk pengetahuan sebanyak-banyaknya apapun belum tentu kita menjadi pintar. Pengetahuan memang penting namun sama sekali bukan elemen utama dari kepintaran,. Tumpukan pengetahuan hanya akan membuat seseorang menjadi ensiklopedia berjalan.

Orang-orang yang mendewakan akalnya akan mengalami penyesalan, karena akal akan tidak mampu menjawab segala bentuk permasalahan, dalam sejarah islam, Nabi Muhamd SAW bersama sahabat Abu Bakar dikejar-kejar oleh kaum quraisy, orang-orang quraisy menggunakan akal pikirannya mengatakan tidak mungkin keduanya bisa lolos dari kejarannnya, karena keduanya tidak menunggangi binatang sebagai kendaraan, Nabi Muhamd SAW dan Abu Bakar memasuki sebuah gua, sesaat keduanya berada didalam gua, laba-laba langsung membuat sarang laba-laba, seketika itu orang-orang kafir quraisy yang mengejar, menggunkan akal pikirannya mengatakan “ tidak mungkin keduanya memasuki gua ini tanpa merusak sarang laba-laba”. Dengan akal pikirannya mereka terpedaya dengan akalnya sendiri.

Belajar adalah usaha atau proses untuk mengetahui ilmu pengetahuan, tetapi dengan belajar tidak praktis seseorang mengetahui ilmu pengetahuan, jika belajar merupakan jaminan seseorang pintar maka sangat tidak adil bagi tuhan jika seseorang yang belajar tapi tidak pintar-pintar atau cerdas . Oleh karena itu belajar merupakan media untuk seseorang menjadi pintar, hanya saja kepintaran tersebut menjadi hak tuhan untuk membuat orang tersebut menjadi pintar atau cerdas. Proses belajar adalah tuntunan yang harus dijalani oleh setiap manusia untuk mengetahui segala ilmu pengetahuan, jika hal ini sudah dilakukan maka harapanlah yang dipanjatkan agar mendapat hidayah dan petunjuk Allah SWT.

Penulis: Waliyadin Sholeh, S.Pd.I

(Waka. Kurikulum SMPI Mentari Indonesia)