Puisi: Belenggu Merah

Karya : Kamiliya Basalamah (Kls. IX Papua)

Rentetan senapan, teriakan berdarah, diantara kepulan debu

Ratusan raga bergelimpangan tanpa jiwa

Bermandikan darah perjuangan

Sudah waktunya bagi kami untuk melepas belenggu merah

Teriakan lantang merobek ketakutan yang ada

Seruan memanggil ksatria terbaik menggelegar

Semangat juang kembali menggelora

Tak ada lagi jeritan pribumi di tanah sendiri

Tak ada lagi wajah kelaparan diantara kekayaan tanah sendiri

Tak ada lagi telaga air mata penderitaan di atas tanah sendiri

Merdeka harga mati!

Dengan gagah berdiri

Menggenggam erat bambu runcing

Menjemput kematian terbaik demi gemilang kemerdekaan

Sudah waktunya bagi kami untuk melepas belenggu merah

Setelah tiga setengah abad jutaan rakyat mati sia-sia di tanah sendiri

Kini, waktunya balasa menyerang

Merebut kembali tanah nenek moyang

Membalas sakit hati atas wajah membiru busuk tanpa dosa

Ujung bambu runcing mulai berlumuran darah

Tanpa ampun menghunus jantung para pencuri tanah

Sambil terus menyerukan semangat berjuang

Merangsek maju menuju gerbang kemerdekaan